Tegal, 13 Maret 2025 — Ramadan tidak hanya menjadi bulan untuk memperbanyak ibadah, tetapi juga momentum meningkatkan kualitas diri. Hal ini tercermin dalam acara “Baca Buku & Takjil Gratis” yang digelar di Alun-Alun Hanggawana Slawi, Kabupaten Tegal, Kamis (13/3). Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB ini menghadirkan suasana edukatif dan penuh keberkahan, mengajak masyarakat untuk mengisi waktu menjelang berbuka dengan kegiatan yang bermanfaat.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai komunitas literasi, termasuk Literasi Bergerak yang diprakarsai oleh Pesantren At-Tin UMP serta Literacy Corner yang dikomandoi oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Tegal. Kegiatan ini tidak hanya menawarkan ratusan buku untuk dibaca secara gratis, tetapi juga menyediakan takjil bagi peserta yang hadir. Beragam buku dari berbagai genre, mulai dari keislaman, sejarah, sastra, hingga pengembangan diri, disediakan untuk dinikmati oleh masyarakat dari berbagai latar belakang usia.
“Kami ingin membangun budaya literasi yang kuat di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk menumbuhkan kebiasaan membaca, karena selain mengisi waktu dengan hal bermanfaat, membaca juga bagian dari refleksi dan pencarian ilmu,” ujar Alvin Qodri Lazuardy, Mudir Pesantren At-Tin UMP.
Pesantren At-Tin UMP, yang selama ini dikenal sebagai pesantren dengan fokus utama dalam bidang literasi, memanfaatkan acara ini sebagai sarana syiar dan edukasi. Dengan mengusung motto “Cakap Berliterasi, Bersaing Penuh Kompetensi”, pesantren ini berkomitmen menjadikan budaya membaca sebagai bagian dari keseharian santri dan masyarakat sekitar. Pesantren ini juga aktif dalam berbagai kegiatan literasi lainnya, seperti pelatihan menulis bagi santri, jurnalistik santri, serta penerbitan karya-karya ilmiah dan sastra santri.
Salah satu peserta, Aisyah (17), mengungkapkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Saya senang bisa datang ke acara ini. Selain bisa membaca buku yang belum pernah saya temui sebelumnya, suasana berbuka bersama komunitas literasi ini sangat menyenangkan dan menambah wawasan,” ujarnya.
Tak hanya menghadirkan buku dan takjil, acara ini juga diisi dengan berbagai diskusi ringan seputar literasi dan pendidikan. Beberapa tokoh literasi lokal turut hadir dan berbagi pengalaman mengenai pentingnya membaca dan menulis di era digital. Sesi tanya jawab interaktif pun menjadi salah satu daya tarik acara ini, di mana peserta dapat langsung berdiskusi dengan para narasumber.
Menurut salah satu panitia, acara ini bukan hanya sekadar berbagi buku dan makanan, tetapi juga upaya membangun ekosistem literasi yang lebih luas. “Kami ingin menciptakan budaya di mana membaca menjadi kebiasaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, acara seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadakan kegiatan serupa,” ujar Syarif, salah satu penggerak komunitas literasi di Tegal.
Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, acara “Baca Buku & Takjil Gratis” menjadi contoh nyata bagaimana literasi dan kebersamaan bisa berjalan seiring. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan yang terus berkembang, tidak hanya sebagai ajang berbagi ilmu, tetapi juga mempererat hubungan antar komunitas literasi yang ada di Tegal. Sejalan dengan semangat Ramadan, acara ini menjadi bukti bahwa berbagi tidak selalu tentang materi, tetapi juga ilmu yang membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
(Alvin Qodri Lazuardy)